Penyakit pada sapi bisa disebabkan banyak hal, diantaranya suhu lingkungan, pakan yang diberikan dan juga kebersihan kandang. Berikut penyakit-penyakit pada sapi dan juga pengobatannya.
Penyakit pada Sapi dan Pengobatannya:
1. Diare pada Sapi
Penyakit diare dapat disebebkan oleh tiga penyebab utama yaitu suhu lingkungan, pakan seperti mengonsumsi rumput muda dan perubahan pakan yang mendadak, serta infeksi bakteri, virus atau parasit. Pedet yang mengonsumsi susu induk yang memakan rumput muda juga dapat terserang diare. Gejala yang ditunjukkan ternak yang terkena diare yaitu tidak mau makan, lemas, dehidrasi, serta feses yang dikeluarkan encer, bahkan jika sudah akut dapat mengeluarkan darah. Obat yang biasa digunakan untuk mengobati diare yaitu Colibact® bolus yang memiliki kandungan Sulfadiazine dan Trimethoprim. Pemberian Colibact® bolus dapat dilakukan secara oral dengan dosis 2 bolus per ekor ternak per hari. Colibact® bolus sebagai obat diare terdapat pada Gambar. Gambar obat diare pada Sapi
2. Kembung pada Sapi
Kembung dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti cuaca, mengonsumsi rumput muda, terlalu banyak mengonsumsi konsentrat, atau keracunan pakan lainnya. Ciri-ciri ternak yang terkena penyakit kembung yaitu tidak mau makan, gelisah, serta perut bagian kiri terlihat membesar. Pengendalian terhadap penyakit kembung yaitu pemberian obat seperti Tympanol-SB® dengan kandungan Dimethicon. Pemberian Tympanol-SB® dapat dilakukan secara oral langsung ke saluran pencernaan atau dengan melarutkan 100 mL dalam 500 mL air minum. Tympanol-SB® sebagai obat kembung terdapat pada Gambar.
3. Papilloma pada Sapi
Metode pengendalian Papilloma yang berikutnya yaitu dengan cara pengikatan kutil yang terdapat pada kulit ternak. Pangkal kutil diikat dengan erat agar aliran darah dapat terputus dalam waktu yang lama, sehingga kutil akan terlepas dan mengelupas dari kulit ternak dengan sendirinya. Metode ini cukup efektif untuk mengendalikan Papilloma karena mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang besar, namun termasuk dalam metode yang menyakiti ternak dan membuat ternak menjadi tidak nyaman.
Metode pengendalian Papilloma yang terakhir yaitu melakukan bedah tingkat sedang untuk mencabut satu persatu Papilloma di kulit ternak. Bedah tingkat sedang ini hanya membutuhkan budget yang minimum dan juga dirasa cukup efektif. Pembedahan biasanya dilakukan pada sapi dengan pertumbuhan kutil yang masih sedikit agar mempermudah dalam proses pembedahan. Tahap bedah yang dilakukan yaitu sapi yang terserang Papilloma dibius dengan cara injeksi Xyla®. Xyla® merupakan salah satu obat bius dengan kandungan Xilazina Base. Pemberiannya yaitu injeksi secara intramuscular (IM) dengan dosis0,5mL/100kgBB untuk bedah tingkat sedang. Xyla® akan bekerja 15 sampai 30 menit setelah diinjeksikan dan memiliki rentang waktu kerja selama 1 jam. Setelah obat bius bekerja, kemudian kutil atau Papilloma digunting atau ditarik satu per satu yang terdapat diseluruh tubuh dengan menggunakan gunting bedah.
Bekas luka yang ditimbulkan kemudian diberikan kapur sirih, yang dipercaya dapat menghentikan pengeluaran darah, mempercepat proses pembekuan darah, dan mencegah jaringan yang terinfeksi virus tersebut tumbuh kembali. Sapi kemudian diberi obat ektoparasit seperti Baymec® dengan cara diinjeksikan secara subcutan (SC) untuk meminimalisir penyebaran virus, serta diberikan vitamin untuk memperbaiki dan mempercepat pertumbuhan sel kembali secara. Bedah tingkat sedang diharapkan dapat mengurangi dan meminimalisir virus yang menyebabkan Papilloma, serta menghilangkan kutil atau Papilloma dipermukaan kulit sapi walaupun tidak dapat menyembuhkannya secara total.
4. Ketosis pada Sapi
Ketosis adalah kelainan fisiologis yang biasanya terjadi pada sapi perah beberapa minggu post partum. Penyakit ketosis dapat dibedakan menjadi ketosis primer dan ketosis sekunder. Ketosis primer adalah ketosis yang terjadi tanpa ada gejala patologis dalam tubuh sapi, sedangkan ketosis sekunder adalah ketosis yang terjadi akibat pengaruh dari keadaan patologis pada tubuh sapi tersebut dan menunjukan gejala.
Pengobatan ketosis di BPTU-HPT padang mengatas yaitu dengan pemberian pakan mineral tambahan, mineral ditambahkan dengan penambahan sebanyak 4% di dalam pakan konsentrat. Setelah ternak pulih, ternak diberi suplemen pakan yaitu SAKABLOK. SAKABLOK merupakan semacam mineral blok yang digantung di kandang agar ternak dapat terpenuhi kebutuhan mineralnya. Ternak akan menjilat SAKABLOK saat ternak membutuhkan tambahan mineral. Penyakit sapi ketosis terdapat pada Gambar berikut.
Perawatan dan Pengendalian Penyakit pada Sapi
Cara mencegah sapi sakit
Perawatan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merawat ternak agar tetap dalam kondisi yang sehat. Hal yang bias dilakukan meliputi pemotongan rambut, dehorning dan pemotongan kuku.
Pemotongan rambut pada sapi. Pemotongan rambut merupakan kegiatan memotong rambut pada bagian sekitar penis ternak jantan. Kegiatan ini dilakukan pada saat ternak akan disapih. Tujuannya agar rambut-rambut tersebut tidak menghalangi keluarnya semen saat pengambilan semen.
Dehorning pada sapi. Dehorning merupakan kegiatan pemotongan tanduk yang dilakukan pada ternak jantan dan betina pada umur 1 tahun keatas. Tujuan pemotongan adalah untuk mencegah terjadinya luka ketika ternak-ternak dikumpulkan dalam satu kandang atau plot. Terjadinya luka biasanya disebabkan karena ternak yang suka saling beradu satu sama lain.
Pemotongan kuku sapi. Pemotongan kuku merupakan kegiatan memotong kuku ternak yang sudah panjang agar tidak mengganggu ternak saat berjalan. Tujuannya untuk mencegah luka akibat kuku yang panjang. Kegiatan ini dilakukan tergantung dengan kondisi ternak, jika ada ternak yang sudah panjang kukunya dan mengganggu bagi ternak saat berjalan maka akan dilakukan pemotongan.
Pengendalian penyakit pada Sapi
Pengedalian penyakit yang dilakukan meliputi pencegahan, pemeriksaan dan penanggulangan. Kegiatan ini dilakukan secara berkala agar ternak-ternak yang ada tetap sehat dan tidak mudah tertular penyakit.
Pencegahan. Pencegahan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mencegah timbulnya penyakit. Kegiatan pencegahan terbagi menjadi dua yaitu pencegahan dari luar dan dari dalam. Pencegahan dari luar yang dilakukan adalah penyemprotan disinfektan berupa obat anti caplak, dilakukan setiap 15 hari sekali. Caplak adalah hewan kecil berkaki delapan yang biasanya hinggap di sapi-sapi untuk menghisap darah, biasanya hewan ini membawa ektoparasit. Disinfektan yang digunakan adalah Reagen.
Selain itu pencegahan dari luar juga dilakukan dengan pembersihan kandang setiap hari. Kegiatan pembersihan kandang meliputi pembersihan kotoran dan sisa-sisa pakan yang ada. Selain itu, kegiatan pencegahan dari dalam adalah pengambilan sampel darah yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Darah diambil dari arteri caudalis yang berada di pangkal ekor. Sampel darah yang diambil kemudian diperiksa, jika hasilnya positif terdapat ektoparasit maka ternak akan dipisahkan dan mendapat penanganan khusus.